top of page

Masa Lalu Semua Orang

Kita akan selalu berada dalam 3 lingkaran waktu yaitu, masa lalu, saat sekarang dan masa yang akan datang. Ketiganya akan saling memengaruhi satu sama lain dan memberikan efek berkaitan. Aku jadi teringat, sebagai seorang Muslim kita perlu dan mungkin wajib membaca Shirah Rasulullah. Saat ini kita memang tidak bisa bertemu dengan Nabi, tapi dengan membaca Shirah, kisah-kehidupan Rasulullah Saw, kita jadi tau bagaimana Nabi menjalani kehidupan, bagaimana Nabi melakukan interaksi, bahkan kita bisa sedikit mendapatkan deskripsi mengenai fisik dan visual Nabi Saw. Dari gambaran kisah tersebut, kita yang saat ini kehidupannya mungkin berbeda 180 derajat dengan zaman Rasulullah, tetap bisa connect dan menyambungkan diri. Diantara hal yang membuat aku percaya agama Islam ini datang dengan kebenaran adalah dengan diutusnya Rasulullah ke muka bumi, ia seorang manusia yang notabenenya benar-benar diciptakan benar-benar sama dengan kita, tapi secara akhlak-kepribadian memiliki keistimewaan yang dengan demikian Allah pengen kita, yang sama-sama manusia ini merujuk kepada setiap akhlaknya Rasul. Aku sadar langkah aku masih jauh untuk bisa mengikuti jejak beliau, tapi dengan fakta Rasulullah hadir dengan sifat manusiawi yang sama, aku yakin kita ini yang sama-sama manusia punya potensi untuk berbuat hal yang sama. Tidak mudah, namun amat patut dicoba dan diusahakan.


Menyoal masa lalu, aku mencoba mencerna kehidupan aku sekarang apakah ada kaitannya dengan aku di masa lalu. Misalnya case tentang dengan siapa aku menikah, di mana aku tinggal, aktivitas yang aku jalani, apa benar-benar merupakan integral dari kehidupan akan di masa lalu. Setiap mimpi dan keinginan aku, apakah benar yang sedang aku jalani saat ini. Sifat, karakter dan semua yang aku punyai, apa iya sudah aku bangun sejak dulu?

Salah satu benang merah yang aku coba susun, ialah kehidupan aku yang nomaden sejak aku berusia 5 tahun, dan ternyata hal itu berlangsung hingga saat ini. Aku samar-samar mengingat di usiaku yang sekitar 5-6 tahun berada dipangkuan kakakku yang paling besar, dan saat itu kami berada di kereta jarak jauh atau bis ya. Intinya, aku terbiasa dengan perjalanan jauh. Dari yang sering mabuk perjalanan kemudian menjadi terbiasa. Kehidupan nomadenku terus berlanjut bahkan saat kehidupan kos di kampus. Bayangkan saya, aku kuliah hanya 4 tahun, namun aku pindah tempat tinggal mungkin bisa lebih dari 4 kali, 5 atau 6 kali ya. Artinya dalam 1 tahun mungkin aku bisa pindah 2 kali. Apakah hal ini akan terus berlangsung di kehidupan ku yang sekarang? Yah, aku belum tau pasti, tapi kalau melihat kemungkinan, bisa saja terjadii >_<. Dan kabar baiknya, di masa depan dan fase di mana manusia sudah Allah cukupkan waktunya di dunia, masih panjang dan berganti-ganti juga kehidupannya. Darisini aku belajar, bahwa

Tidak ada hal bernaman keabadian, yang abadi hanyalah perubahan.

Masih menyoal masa lalu, kadang aku ingin menjadi yang "bodo amat" dengan hal ini, tapi di sisi lain rasa ingin tahu berubah menjadi lebih banyak jika hal ini menyangkut orang terdekat. Aku ingin tahu bagaimana bisa dia jadi dirinya yang sekarang, dan proses-proses lain yang dia alami, jauh sebelum bertemu dengan aku. Tapi pertanyaan lain yang muncul di kepala ku adalah, apakah aku siap dengan setiap fakta, bahwa manusia yang kita temui saat ini bisa jadi berubah seiring dengan siapa dia sering bergaul, apa yang dia baca dan apa yang dia dengar. Bisa jadi ada kemungkinan lain, bahwa orang yang aku kenal saat ini bukan orang dengan sifat yang sama saat dia di masa 3 - 5 tahun sebelumnya. Apa aku siap? Siap tidak mejadi juri, untuk setiap ketidakbaikan yang dia lakukan yang mungkin dalam kamus aku, hal itu merupakan kesalahan yang fatal dan tidak bisa ditolerir? Apa aku siap dengan kenyatan iitu? Jujur aku belum bisa jawab pertanyaan itu saat ini. Cuma aku ingin bilang ke diri aku sendiri, ada hal-hal yang sengaja ditutup, yang ternyata hal itu baik untuk diri aku sendiri. Adapun, jika hal-hal tersebut pada waktunya nanti aku tau tanpa disengaja, pada akhirnya aku tidak punya kuasa untuk mengubah masa lalu tersebut, masa lalu ibarat undercontrolled. Tidak ada yang bisa aku lakukan untuk hal yang bukan kuasa aku, terlebih jika hal itu menyangkut orang lain. Aku berharap Allah selalu peluk aku dalam kasih sayang-Nya, karena dengan kasih sayang Allah, jadi salah satu benteng aku buat maafin kesalahan siapapun, Allah yang khaliq tau semua proses manusia dari lahir hingga menuju kematian, dan Allah punya sifat pemaaf Al Afwu dan sifat Ar Rahman Maha Penyayang, yang dengan dua sifat itu, aku sangat berharap Allah kasih kekuatan aku buat melakukan hal yang sama ke siapapun.


Present. Tentang hari ini dan masa-masa yang akan datang, aku menyadari meskipun masa lalu menjadi hal yang tidak pernah hilang, hanya saja ketidakbaikan dan kesalahan-kesalahan masa lalu bisa diperbaiki dengan bagaimana kita bersikap hari ini dan kedepannya. Hari ini adalah hadiah, always remember that.

Aku, jangan menyerah ya. Pokoknya jangan menyerah sama diriku sendiri. Ok! Sejak Desember tahun lalu, aku sadar ada hal besar lain yang menunggu di tahun 2023 untuk aku bentuk, untuk aku rangkai, untuk aku tuntun, untuk aku jadikan kesempatan keduaku. Kalau Allah izinkan, menyusun kembali puzzle yang mungkin diriku susun tidak sempurna sebelumnya, tapi Allah Maha Baik, memberikan izin aku menyusun puzzle versi lain. Insya Allah, will write it soon. :)



Anjo, 13 Februari 2023



Comments


bottom of page